Tersangka mucikari dengan layanan striptease |
SURABAYA | SURYA - Semakin banyak varian pemuas
birahi yang terungkap di Surabaya, dari kelas jalanan hingga yang super
privat. Yang terbaru, polisi menggerebek praktik prostitusi berkedok
sajian tari striptease (telanjang) khusus layanan panggilan di hotel.
Tiga perempuan seksi ditahan polisi saat melayani pelanggannya di
sebuah hotel di Jl Ngagel, Surabaya. Mereka adalah Ayu Desty Wulandari
(20), warga Jl Jeruk, Wage, Sidoarjo, yang sudah jadi tersangka, dan dua
anak buahnya, Astrid dan Nia (nama samaran).
Dijelaskan Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Indarto didampingi
Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) AKP Suratmi, Ayu ditetapkan
sebagai tersangka karena menjadi pelaku sekaligus penghubung dalam
praktik ini.
“Selain sebagai striper (penari telanjang), Ayu jugalah yang memasok cewek lain,” kata Indarto, Rabu (14/9).
Penangkapan striper ini merupakan yang pertama dalam dua tahun
terakhir. Polisi mengaku sangat sulit menembus jaringan para striper
privat, karena mereka hanya melayani orang-orang tertentu. Polisi harus
menyamar untuk menjebak komplotan ini.
“Meski sudah dapat informasi ini, masih sulit bagi kami menembus ke
tersangka Ayu. Namun, setelah kami yakinkan membayar sesuai
permintaannya, barulah Ayu percaya,” imbuh Suratmi.
Kesepakatan yang dicapai lewat telepon itu, Ayu bersedia melayani
selama 1 jam bersama dua striper lainnya dengan tarif Rp 750.000 per
orang. Ayu juga yang menentukan lokasi servis itu.
Tak berselang lama, Ayu, Astrid dan Nia datang dan langsung mandi
sebelum menari. Nah, begitu selesai mandi, polisi menerobos masuk kamar
dan menangkap mereka yang belum sempat berpakaian.
Kepada Surya, Ayu mengaku tidak menggunakan waktu satu jam penuh
untuk menari telanjang. Waktu dihitung mulai dari kata sepakat dicapai
lewat telepon. Mandi sebelum menari juga merupakan taktik mengulur
waktu. “Setelah datang, kami mandi agar banyak waktu yang terbuang,”
ujar jebolan SMK bertubuh semlohai yang akrab dipanggil Mami Caca itu.
Sedangkan tarian telanjang dilakukan paling lama sepanjang tiga lagu atau sekitar 15 menit, sampai akhirnya telanjang bulat.
Usai menari, pemesan dilarang keras menyentuh. “Begitu
kesepakatannya. Kalau pelanggan berani melanggar, kami langsung keluar.
Karena itu kami hanya melayani satu orang. Demi keamanan diri sendiri,”
tandas anak bungsu dari tiga bersaudara itu.
Sedangkan kalau pelanggan kebelet ingin mengakhiri acara itu dengan
berhubungan badan, Ayu minta tambah Rp 500.000. “Saya sediakan layanan
itu, tapi harus membayar lagi. Striptease dan hubungan badan tidak satu
paket,” ungkapnya.
Ayu memang menyediakan banyak paket. Kalau hanya minta ditemani
berkaraoke, ia mematok Rp 300.000 per dua jam. Sedangkan untuk tarian
erotis, tarifnya Rp 300.000 hingga Rp 750.000. Seks sebagai menu penutup
dihargai Rp 500.000.
Dari percakapan itu, tampak bahwa Ayu cukup pintar menguras isi
kantong pria hidung belang. “Lelaki mana yang tahan hanya melihat cewek
menari telanjang. Kebanyakan mereka minta layanan seks,” ungkapnya
dengan nada yakin. Karena itulah, Ayu selalu memisahkan paket tari dan
urusan ranjang, karena dengan begitu ia bisa mendapat uang dua kali.
Selama setahun menjadi striper, Ayu sudah punya empat anak buah.
Perempuan yang juga bekerja sebagai sales promotion girl produk ponsel
ternama itu punya pelanggan yang usianya 30-40 tahun yang sebagian besar
pengusaha.
“Saya dapat pelanggan dari tamu karaokean. Kalau sudah boking untuk
ditemani karaokean lebih dari sekali, saya baru berani menawarinya
layanan striptease. Dari sanalah kemudian pelanggan saya bertambah
banyak,” kata Ayu.
Sedangkan untuk mengumpulkan anak buah, Ayu memanfaatkan jaringan
pertemanannya di tempat-tempat hiburan malam di Surabaya. Namun, tak
jarang pula ia mendapatkan rekomendasi dari pelanggannya.
Polisi menyita uang muka Rp 300.000, bill hotel dan ponsel Ayu.
Polisi masih mengambangkan kasus ini dari barang bukti itu. “Kami
menduga anak buah tersangka juga ada pelajar dan anak di bawah umur.
Kami masih mendalami dugaan itu,” pungkas AKP Suratmi.
@surya.co.id
No comments:
Post a Comment