Thursday, 2 December 2010

Jenglot Gegerkan Upacara 'Ngerisagana' Warga Bangli

-Upacara "Ngresigana" atau pembersihan alam semesta secara niskala akan dilakukan masyarakat Sidembunut, Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli, Bali, sehubungan di wilayah itu diketemukan jenglot.

"Upacara ritual 'Ngresigana' itu kami gelar sesuai kesepakatan warga pada pada Jumat (3/12) mendatang yang akan dipimpin seorang sulinggih (pendeta)," kata Bendesa Adat Sidembunut, Mangku Mastra, Rabu (1/12).

Saat ini, sejak ditemukannya mahkluk halus berupa jenglot di Saluran air wilayah Sidembunut, Kelurahan Cempaga, Bangli oleh warga, Wayan Supartayasa, Sabtu lalu (27/11) membuat warga menjadi resah.

"Mudah-mudahan dengan upacara ritual itu keresahan warga bisa hilang," harap Mangku Mastra.
Kata dia, dengan dilaksanakannnya upacara ritual itu, mudah-mudahan lokasi desa menjadi bersih secara sekala dan niskala, karena upaya yang ditempuh itu diyakini mampu mengusir hal-hal yang sifatnya mistik yang mengganggu ketentraman warga.

Dikatakan, kalau Jenglot itu adalah mahluk pengisap darah , tentu pikiran warga terpatri ada hal-hal yang mistis dan menyeramkan. Mangku Mastra berharap, dengan digelarnya ritual 'Ngresigana' itu kondisi psikis sebagian warga akan kembali normal sediakala.

Ia juga menyebutkan mahluk jenglot adalah makhluk yang sangat membahayakan karena salah sedikit merawatnya mahluk itu akan membawa celaka baik bagi warga atau siempunya. "Mahluk itu bisa menyedot kekuatan tubuh kita, dan ujung-ujungnya orang tersebut akan meninggal," jelas Mangku Mastra.

Saat ini diakui walaupun demikian mahluk jenglot itu sendiri memang jadi buruan para pencinta benda antik, sehingga harga julanya pun melambung tinggi. "Harga jenglot bisa mencapai miliaran rupiah," jelas Mangku Mastra.

Sementara itu, I Wayan Supartayasa penemu jenglot mengatakan, jenglot itu ditemukan saat membersihkan sepeda motor. "Kala itu kami melihat ada peti kecil dan ketika saya buka ternyata ada jenglot dengan ukuran 12 cm dan dipenuhi rambut dan kuku panjang sepanjang tubunya," katanya.

Ia mengatakan, jenglot tersebut langsung dihanyutkan lagi karena takut, namun ada salah seorang warga lainnya yang mengambil dan langsung dibawa ke Jawa saat itu juga. Dari kejadian ini pihak tokoh adat desa setempat langsung menggelar rapat. "Dan kemudian dari hasil rapat tersebut disepakati untuk dilaksanakan upacara "Ngresigana" sebagai pembersihan lokasi dan desa setempat secara niskala.

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment