Mereka adalah korban-korban terkecil yang selamat dari bencana Jumat lalu. Menyalakan secercah harapan di Negeri Sakura yang dihantam musibah.
Berita terkait
Mereka muncul dari reruntuhan tsunami besar yang dipicu gempa dahsyat 9,0 skala Richter Jumat lalu. Kini, Jepang mencari kekuatan dari para bayi yang berhasil selamat dari musibah menghancurkan tersebut.
Kisah mereka terbilang ajaib. Ada bayi empat bulan yang selamat dari gelombang tsunami mematikan di sebelah timur laut Kota Ishinomaki. Para penyelamat terperangah ketika menemukan bayi tersebut menangis di reruntuhan rumah keluarganya.
Orang tua bayi itu juga berada di antara puing-puing rumah. Mereka masih hidup, tapi sangat trauma. Beberapa menit setelah mengambil barang yang tersisa, mereka berlari karena peringatan tsunami kembali berbunyi di seantero negeri.
Tapi kali ini mereka dengan berat hati menyerahkan bayi perempuan mereka yang dibalut selimut merah muda ke tentara. Sebab, mereka percaya bayi mereka lebih aman bersama tentara.
Di Nobiru, kota yang nyaris rata dengan gelombang raksasa tsunami, ada kisah serupa. Shimizu Yasuhiro terlihat menggendong anaknya yang baru berusia 10 hari. Lahir tujuh hari sebelum gempa, bayi tersebut beruntung bisa selamat.
Shimizu memutuskan untuk memberi nama anaknya, Lucky. “Sebuah keajaiban karena ia masih hidup,” ujar Shimizu.
Di dalam sebuah penampungan di dekat Iwaki, seorang ibu terlihat memandangi bayinya yang baru lahir 12 hari lalu. Tidak ada yang tahu bagaimana keduanya selamat dari gempa dan tsunami. Namun, yang terpenting adalah mereka selamat.
Berita terkait
Mereka muncul dari reruntuhan tsunami besar yang dipicu gempa dahsyat 9,0 skala Richter Jumat lalu. Kini, Jepang mencari kekuatan dari para bayi yang berhasil selamat dari musibah menghancurkan tersebut.
Kisah mereka terbilang ajaib. Ada bayi empat bulan yang selamat dari gelombang tsunami mematikan di sebelah timur laut Kota Ishinomaki. Para penyelamat terperangah ketika menemukan bayi tersebut menangis di reruntuhan rumah keluarganya.
Orang tua bayi itu juga berada di antara puing-puing rumah. Mereka masih hidup, tapi sangat trauma. Beberapa menit setelah mengambil barang yang tersisa, mereka berlari karena peringatan tsunami kembali berbunyi di seantero negeri.
Tapi kali ini mereka dengan berat hati menyerahkan bayi perempuan mereka yang dibalut selimut merah muda ke tentara. Sebab, mereka percaya bayi mereka lebih aman bersama tentara.
Di Nobiru, kota yang nyaris rata dengan gelombang raksasa tsunami, ada kisah serupa. Shimizu Yasuhiro terlihat menggendong anaknya yang baru berusia 10 hari. Lahir tujuh hari sebelum gempa, bayi tersebut beruntung bisa selamat.
Shimizu memutuskan untuk memberi nama anaknya, Lucky. “Sebuah keajaiban karena ia masih hidup,” ujar Shimizu.
Di dalam sebuah penampungan di dekat Iwaki, seorang ibu terlihat memandangi bayinya yang baru lahir 12 hari lalu. Tidak ada yang tahu bagaimana keduanya selamat dari gempa dan tsunami. Namun, yang terpenting adalah mereka selamat.
No comments:
Post a Comment