Berbohong memang selalu mendatangkan perasaan bersalah dan membuat gelisah. Bukan hanya membuat Anda tidak tenang, berbohong juga bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan. Tahukah Anda, bahwa beberapa komplikasi kesehatan bisa Anda alami karena berbohong, salah satunya adalah stroke.
Menurut Saundra Dalton-Smith M.D, penulis "Set Free to Live Free", sebagai permulaan, dengan berbohong sebenarnya Anda melepaskan hormon stres. Ini adalah hormon yang juga memicu apa yang disebut "Fight or Flight Response".
"Berbohong dapat meningkatkan stres hormon yang bisa mengakibatkan degup jantung dan tarikan nafas meningkat, pencernaan melemah, serat saraf dan otot menjadi sangat sensitif," kata Smith seperti dikutip dari Bettyconfindential.com.
Hal ini mungkin tidak berpengaruh serius. Tapi, jika sering terjadi, dapat menyebabkan penyakit seperti jantung koroner, stroke, dan gagal jantung kongestif. Itu karena tekanan darah di jantung meningkat ketika Anda berbohong.
"Ini dapat mengancam kehidupan jika terjadi dalam waktu yang lama," kata Dr Smith.
Itulah sebabnya tes detektor kebohongan atau Polygram bisa akurat, karena mengukur tekanan darah. Berbohong sesekali memang tidak langsung membuat Anda terkena stroke. Tetapi, jika kebohongan menjadi kebiasaan, itu bisa jadi bencana bagi Anda dalam hal risiko stroke yang semakin besar.
Menurut hasil penelitian yang dipublikasi dalam "Journal Consciousness and Cognition" oleh Departemen Psikologi Ghent University di Belgia, selalu mengatakan kebenaran membuat seseorang makin sulit melakukan kebohongan. Dan, sebaliknya makin sering orang berbohong, makin sulit ia mengatakan kebenaran.
Mereka yang berbohong setiap hari atau telah menyimpan rahasia besar selama bertahun-tahun mungkin akan lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan dibandingkan yang jarang berbohong.
Seiring dengan komplikasi dari tekanan darah tinggi, "pembohong kronis" juga dapat berisiko terkena penyakit yang sama dengan seseorang yang mengalami stres kronis, seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.
Dengan pemikiran ini, berbohong tampaknya memang berisiko tinggi bukan hanya bagi kesehatan psikis tetapi juga fisik. Sebisa mungkin jangan menyakiti seseorang secara emosional dengan membohonginya. Mengatakan kebenaran dan bersikap jujur adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk kesehatan diri sendiri.
"Daripada terjebak dalam lingkaran setan kebohongan, yang terbaik adalah konsisten mempraktikkan kebenaran," kata Dr Smith. (art)
Menurut Saundra Dalton-Smith M.D, penulis "Set Free to Live Free", sebagai permulaan, dengan berbohong sebenarnya Anda melepaskan hormon stres. Ini adalah hormon yang juga memicu apa yang disebut "Fight or Flight Response".
"Berbohong dapat meningkatkan stres hormon yang bisa mengakibatkan degup jantung dan tarikan nafas meningkat, pencernaan melemah, serat saraf dan otot menjadi sangat sensitif," kata Smith seperti dikutip dari Bettyconfindential.com.
Hal ini mungkin tidak berpengaruh serius. Tapi, jika sering terjadi, dapat menyebabkan penyakit seperti jantung koroner, stroke, dan gagal jantung kongestif. Itu karena tekanan darah di jantung meningkat ketika Anda berbohong.
"Ini dapat mengancam kehidupan jika terjadi dalam waktu yang lama," kata Dr Smith.
Itulah sebabnya tes detektor kebohongan atau Polygram bisa akurat, karena mengukur tekanan darah. Berbohong sesekali memang tidak langsung membuat Anda terkena stroke. Tetapi, jika kebohongan menjadi kebiasaan, itu bisa jadi bencana bagi Anda dalam hal risiko stroke yang semakin besar.
Menurut hasil penelitian yang dipublikasi dalam "Journal Consciousness and Cognition" oleh Departemen Psikologi Ghent University di Belgia, selalu mengatakan kebenaran membuat seseorang makin sulit melakukan kebohongan. Dan, sebaliknya makin sering orang berbohong, makin sulit ia mengatakan kebenaran.
Mereka yang berbohong setiap hari atau telah menyimpan rahasia besar selama bertahun-tahun mungkin akan lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan dibandingkan yang jarang berbohong.
Seiring dengan komplikasi dari tekanan darah tinggi, "pembohong kronis" juga dapat berisiko terkena penyakit yang sama dengan seseorang yang mengalami stres kronis, seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.
Dengan pemikiran ini, berbohong tampaknya memang berisiko tinggi bukan hanya bagi kesehatan psikis tetapi juga fisik. Sebisa mungkin jangan menyakiti seseorang secara emosional dengan membohonginya. Mengatakan kebenaran dan bersikap jujur adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk kesehatan diri sendiri.
"Daripada terjebak dalam lingkaran setan kebohongan, yang terbaik adalah konsisten mempraktikkan kebenaran," kata Dr Smith. (art)
betul tuhhhh
ReplyDelete