Banyak pendaki yang berhasil menaklukkan puncak gunung di dunia. Namun, ada satu hal yang sering luput dari perhatian kita, bagaimana mereka -maaf- melakukan buang air besar.
Salah satu anggota tim Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (ISSEMU), Broery Andrew Sihombing (21) menceritakan pengalamannya selama mendaki lima puncak gunung di dunia. Seperti yang dilakukan Tim Indonesia Seven Summits Expedition ke tujuh gunung tertinggi di dunia.
"Kalau buang air setiap gunung memiliki peraturan-peraturan sendiri. Selama pendakian tidak pernah membawa air, pakai tisu saja," kata Broery, salah satu anggota tim, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com di Senayan, Jakarta, Minggu 23 Januari 2011.Salah satu anggota tim Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (ISSEMU), Broery Andrew Sihombing (21) menceritakan pengalamannya selama mendaki lima puncak gunung di dunia. Seperti yang dilakukan Tim Indonesia Seven Summits Expedition ke tujuh gunung tertinggi di dunia.
Broery bersama Sofyan Arief Fesa (27), Xaverius Frans (23), dan Janatan Ginting (37) sukses mendaki gunung-gunung berkaliber tinggi di dunia, antara lain, Carstensz Pyramid (4.884 meter dari permukaan laut/dpl) pada Februari 2009, Indonesia (Australasia) dan Kilimanjaro (5.895 mdpl) pada Agustus 2010 di Kenya, Afrika.
Selanjutnya, Elbrua (5.642 mdpl) di Rusia, Eropa pada Agustus 2010 dan Vinson (4.897 mdpl) di Antartica pada Desember 2010, serta Anconcagua (6.962 mdpl) di Argentina (Amerika Selatan) pada Januari 2011.
Berikut peraturan resmi dan 'tidak tertulis' bagi pendaki yang telah mencapai puncak-puncak gunung itu:
Berikut peraturan resmi dan 'tidak tertulis' bagi pendaki yang telah mencapai puncak-puncak gunung itu:
1. Puncak Cartensz Pyramid.
Di puncak ini para pendaki tidak terlalu sulit untuk membuang air. Karena tidak terlalu ketat peraturannya, jadi bisa di mana saja. "Kalau di Cartensz, bisa di mana saja," kata Broery.
2.Puncak Kilimanjaro.
Di puncak ini di setiap camp yang dilalui oleh pendaki sudah disediakan WC. Jadi, para pendaki tidak terlalu kesulitan. "Di Kilimanjaro, fasilitas masih OK," ujar Broery.
3. Puncak Elbrus.
Di puncak ini, bila masih berada di base camp ada WC. Sementara itu, di high camp sudah tidak disediakan kamar mandi. Namun, disediakan sebuah spot yang berupa tumpukan batu yang dibentuk menjadi sebuah kotak untuk para pendaki melakukan pendakian.
4. Puncak Vinson.
Para pendaki tim Indonesia Seven Summits berpendapat bahwa puncak Vinson yang memiliki peraturan paling ketat untuk masalah buang air. Dari mulai start sampai base camp, kamar mandi berasal dari tumpukan es yang di bawahnya ada kotak untuk menampung.
Mulai dari base camp hingga puncak dan balik lagi, para pendaki diwajibkan membawa plastik. Plastik ini digunakan untuk menampung kotoran yang dikeluarkan. Plastik berisi kotoran ini harus dibawa kembali oleh para pendaki saat turun nanti, dan tidak boleh ditinggal.
"Kalau plastik kotoran ini ditinggal, akan kena denda. Dendanya bisa mencapai ribuan dolar," kata Broery. Nantinya, kantung ini dikumpulkan dan ditempatkan di base camp, lalu diangkut pesawat.
Untuk buang air kecil juga ada aturannya di puncak ini. Di setiap camp dan tiap di tengah camp biasanya diletakkan tanda berupa bendera hitam yang di bawahnya ada lubang yang disediakan untuk para pendaki membuang air kecil. Dan tidak boleh melakukan di tempat lain.
5. Puncak Aconcagua.
Sementara itu, peraturan buang air di puncak Aconcagua hampir mirip dengan puncak Vinson. Yaitu harus membawa plastik untuk menampung kotoran dan harus dibawa kembali. Hanya, di puncak Aconcagua ini pendaki dapat lebih leluasa untuk buang air kecil.
Di puncak ini para pendaki tidak terlalu sulit untuk membuang air. Karena tidak terlalu ketat peraturannya, jadi bisa di mana saja. "Kalau di Cartensz, bisa di mana saja," kata Broery.
2.Puncak Kilimanjaro.
Di puncak ini di setiap camp yang dilalui oleh pendaki sudah disediakan WC. Jadi, para pendaki tidak terlalu kesulitan. "Di Kilimanjaro, fasilitas masih OK," ujar Broery.
3. Puncak Elbrus.
Di puncak ini, bila masih berada di base camp ada WC. Sementara itu, di high camp sudah tidak disediakan kamar mandi. Namun, disediakan sebuah spot yang berupa tumpukan batu yang dibentuk menjadi sebuah kotak untuk para pendaki melakukan pendakian.
4. Puncak Vinson.
Para pendaki tim Indonesia Seven Summits berpendapat bahwa puncak Vinson yang memiliki peraturan paling ketat untuk masalah buang air. Dari mulai start sampai base camp, kamar mandi berasal dari tumpukan es yang di bawahnya ada kotak untuk menampung.
Mulai dari base camp hingga puncak dan balik lagi, para pendaki diwajibkan membawa plastik. Plastik ini digunakan untuk menampung kotoran yang dikeluarkan. Plastik berisi kotoran ini harus dibawa kembali oleh para pendaki saat turun nanti, dan tidak boleh ditinggal.
"Kalau plastik kotoran ini ditinggal, akan kena denda. Dendanya bisa mencapai ribuan dolar," kata Broery. Nantinya, kantung ini dikumpulkan dan ditempatkan di base camp, lalu diangkut pesawat.
Untuk buang air kecil juga ada aturannya di puncak ini. Di setiap camp dan tiap di tengah camp biasanya diletakkan tanda berupa bendera hitam yang di bawahnya ada lubang yang disediakan untuk para pendaki membuang air kecil. Dan tidak boleh melakukan di tempat lain.
5. Puncak Aconcagua.
Sementara itu, peraturan buang air di puncak Aconcagua hampir mirip dengan puncak Vinson. Yaitu harus membawa plastik untuk menampung kotoran dan harus dibawa kembali. Hanya, di puncak Aconcagua ini pendaki dapat lebih leluasa untuk buang air kecil.
No comments:
Post a Comment