Friday, 17 December 2010

MIsteri di Balai Kota Kediri, Seorang Dalang Pernah Meninggal Saat Pentas

Cerita soal makhluk halus atau hantu memang tak pernah ada habisnya. Selalu menarik untuk disimak dan diceritakan. Kali ini cerita hantu berasal dari Kediri. Siapa kira, balai Kota tempat walikota berkantor itu menyimpan kisah angker.

Balai kota yang berada di Jalan Basuki Rachmad, Kelurahan Pocanan, Kecamatan Kota, ini konon memiliki 'penghuni' lain.

Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, keangkerannya dapat dirasakan dan dijumpai hampir di semua sudutnya. Salah satunya di lorong depan tempat parkir mobil walikota, wakil Walikota, dan sekretaris daerah.



"Jam sembilanan kalau pas datang ada, biasanya perempuan berambut panjang melintas, kadang juga anak-anak atau lainnya," ungkap salah seorang personel Satpol PP yang enggan namanya disebut saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Jumat (17/12/2010).

Tak hanya di lorong halaman depan balai kota yang angker, hampir di semua ruangan terdengar suara-suara aneh saat patroli malam.

Menurut, Catur, salah satu personel Satpol PP Kota Kediri, lokasi-lokasi yang diyakini angker, diantaranya eks ruangan Bagian Humas dan Protokol yang saat ini menjadi Kantor Satpol PP, bagian timur balai kota dan lantai dua ruangan Bagian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).

"Yang paling ngeri di ruangan Satpol PP dan lantai dua Bapeda. Tapi bentuknya bagaimana saya tidak bisa jelaskan, karena saya sendiri belum pernah menemuinya. Teman-teman yang jaga sering menemui dan menceritakannya," jelas Catur.

Di ruang eks ruangan Bagian Humas dan Protokol, hantu yang terlihat dalam bentuk anak-anak, yang acap kali menampakkan diri dan mengganggu. Salah satu bentuknya adalah mengacak-acak susunan berkas, yang setiap kali jam kerja berakhir ditata rapi.

Kepala Sub Bagian Pemberitaan Humas Kota Kediri, Afif Permana juga mengakuinya, dimana kengerian seringkali ditemuinya saat menjalani lembur. "Kadang ya sliwer (sepintas lewat), kadang ya mendadak nongol," .

Adanya penampakan di tempat kerjanya, Afif mengatakan, kemungkinan tak lepas dari usia balai kota yang cukup tua. Didirikan pada kisaran tahun 1960,yang awalnya adalah Kantor Staf Kolonial Belanda yang bertugas di Karesiden Kediri.
(wln/wln)

 Seorang Dalang Pernah Meninggal Saat Pentas

Keangkeran Balai Kota Kediri tidak hanya dari kemunculan hantu, baik berwujud atau sekedar suara-suara aneh. Ki Bondhan Wibatsyuh, seorang dalang asal Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto menjadi buktinya, dimana dia meregang nyawa saat mementaskan wayang kulit di lokasi tersebut.

Kejadian menghebohkan itu terjadi pada Sabtu, 29 Desember 2007 lalu, kala itu dalang dengan nama asli Budi Udjiantomementaskan wayang dengan lakon Pandhowo Timbul.

Ki Bondhan mendadak terjatuh saat satu setengah jam setelah mulai beraksi. Sempat dilarikan ke RS Bhayangkara tapi nyawanya tidak dapat diselamatkan dan pertunjukan wayang terpaksa dihentikan.

Pihak keluarga menolak anggapan Ki Bondhan Wibatsyuh meninggal karena kengerian di Balai Kota Kediri. Lelaki yang meninggal bersamaan peluncuran buku Banjaran Kadhiri tersebut diyakini terkena serangan jantung mendadak.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, kematian Ki Bondhan Wibatsyuh secara mendadak, saat mementaskan wayang di Balai Kota Kediri, tak lepas dari keangkeran Kota Kediri.

Ini seperti diungkapkan Yusuf, juru kunci pemakaman auliya' Setono Gedong, yang mengaku sempat berbincang dengan Ki Bondang Wibatsyuh beberapa hari sebelum kejadian naas tersebut.

"Kami berbincang soal Babat Tanah Kediri, seperti isi buku Banjaran Kadhiri yang ditulisnya. Saat itu saya ingatkan agar tidak gebyah (membuka) sejarah Kediri dalam lakon pewayangan, tapi dia ngeyel. Jadinya ya seperti itu," ungkap Yusuf saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Jumat (17/12/2010).

Yusuf yang juga tercatat sebagai staf Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan mengungkapkan, tidak hanya di balai kota, secara keseluruhan Kota Kediri juga memiliki banyak keangkeran. Semuanya saat ini masih dapat dirasakan dan dijumpai, meski dalam pembuktiannya terkadang bersamaan dengan kejadian yang tidak mengenakkan.

"Itulah sebabnya kenapa Kediri menjadi bagian terakhir di tanah Jawa yang dimasuki Islam. Di sini memang gudangnya kanuragan dan memang disinilah tempatnya keangkeran," pungkas Yusuf. 

sumber :http://surabaya.detik.com/read/2010/12/17/074759/1526961/475/seorang-dalang-pernah-meninggal-saat-pentas?881104465


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment