Tuesday, 23 November 2010

Nelayan China Menjerat & Menjual Mayat Manusia

Wei Xinpeng seorang nelayan di China punya pekerjaan yang aneh dan menakutkan. Dia menebar jala ke sungai untuk menjerat mayat manusia kemudian mayat itu dijual ke keluarga mayat tersebut.
Profesi itu dilakukan oleh Wei Xinpeng di Sungai Kuning. Seperti diungkapkan dalam laman BBC, Wei memulai harinya dengan nongkrong sambil merokok di tepi sungai. Matanya terus mengamati air Sungai Kuning yang keruh. Dia yakin, sungai itu pasti selalu menyimpan mayat manusia, entah korban kecelakaan, dibunuh, atau pun bunuh diri.

Lelaki 55 tahun itu seperti hapal aliran sungai, dan dia jeli melihat ke mana arus membawa mayat-mayat yang tenggelam di sungai itu. Biasanya, Wei mendayung perahunya ke dekat satu jembatan kecil di hilir. Di sana, biasanya mayat akan parkir sebentar, karena tersangkut di celah besi jembatan.

Dalam tujuh tahun terakhir, mencari mayat adalah kegiatan rutin Wei. Dia menjual temuannya itu ke kerabat mayat bersangkutan. “Saya memberi penghargaan kepada si mayat,” ujar Wei, seperti dilansir dari laman BBC, Senin (22/11/2010).

Selama menjalani profesinya itu, Wei mengaku telah mengumpulkan sebanyak 500 mayat dari dasar sungai. “Orang-orang ini mati dengan cara mengenaskan,” ujar Wei.

Wei mengaku, mengumpulkan mayat temuannya itu pada satu teluk kecil yang tak tersentuh arus. Mayat-mayat beragam bentuk itu ditumpuk di sana. Sebagaimana disaksikan BBC, di teluk kecil itu ada empat mayat yang tubuhnya telah kaku, dengan kepala tertelungkup ke bawah.

Setiap kali berhasil menangguk mayat, Wei mengumumkannya di koran lokal. Dia menyebut ciri fisik mayat itu, sehingga kerabat yang bersangkutan dapat segera mengenalinya. Biasanya, kerabat si mayat akan menelepon Wei, dan meminta diantarkan ke tempat dia menyimpannya.

Wei membawa kerabat si mayat ke teluk kecil itu. Dia memasang sedikit tarif untuk jasa membalikkan tubuh si mayat agar wajahnya dapat terlihat. Jika kerabat mayat ingin membawanya pulang, maka mereka harus membayar uang tebusan sebesar lebih dari US$ 500, atau sekitar Rp 4,4 juta.

Wei juga mengatakan, selama ini dia telah menjual sekitar 40 mayat. Tapi terkadang, keluarga mayat enggan membayar, dan pulang tanpa membawa jenazah yang ditemukan Wei. “Satu kali orang tua mencari anaknya. Mereka melihat sebentar, lalu pergi tanpa berkata apa-apa. Mereka tak membawanya pulang,” ujar Wei.
Jika sudah begini, Wei terpaksa harus menguburkan mayatnya secara pantas. Soalnya, pemerintah akan membiarkan mayat temuannya membusuk tanpa melakukan apapun. Wei mengatakan apa yang dia lakukan bukan semata-mata karena uang, tapi karena alasan lebih pribadi.


Dia pun berkisah. Pekerjaan ini, kata Wei, bermula dari usahanya untuk mencari anaknya sendiri, yang tenggelam di Sungai Kuning. “Anak saya tenggelam di sungai ini dan saya tidak dapat menemukan mayatnya. Sangat menyakitkan. Itu sebabnya saya melakukan pekerjaan ini,” jelas Wei.

Hingga kini, lanjut Wei, putranya itu belum ditemukan. Hal ini yang membuat Wei terus mencari putranya itu.


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment