Friday 4 March 2011

Mayat Pengikut Ahmadiyah Dicampakan dari Dalam Kuburan

Rupanya pengikut Ahmadiyah dikejar sampai ke liang lahat. Kasus penggalian kuburan pengikut Ahmadiyah di TPU Cililin, Kabupaten Bandung Barat hingga Kamis ini masih menjadi buah bibir masyarakat. Bahkan, kondisi di daerah itu kini mulai memanas lantaran pihak Ahmadiyah melapor ke polisi dengan alasan warga menyerangnya.

Selain itu, sejumlah kiai marah lantaran nama mereka dicatut saat mau memakamkan pengikutnya yang meninggal di TPU muslim. “Kondisi agak memanas lantaran ada kiai yang sakit hati karena namanya dicatut Ahmadiyah untuk kepentingan pemakaman,” kata sejumlah warga, Kamis 3 Maret 2011.

Keterangan menyebutkan, Selasa 1 Maret 2011, puluhan warga Bunijaya, Gununghalu Kabupaten Bandung Barat ramai-ramai membongkar kuburan Yadi,40, seorang jemaah Ahmadiyah yang dimakamkan di Tempat pemakaman Umum (TPU) setempat.

Warga mengaku tak sudi TPU umat Islam di Gunung Halu ditempati pengikut Ahmadiyah. Mayat Yadi, yang meninggal Selasa pagi di RSHS Bandung karena sakit langsung diangkat kemudian diseret 100 meter dan digeletakan di tanah milik Ahmadiyah yang lokasinya 100 meter dari TPU. Buntut kejadian itu jemaah Ahmadiyah bergegas melapor ke Polres Cimahi kemudian memberikan keterangan warga setempat menyerang jemaah.

Tokoh masyarakat Buni Jaya, Asep Sutisna, ketika dihubungi ‘Pos Kota’ Rabu malam menjelaskan, aksi warga yang membongkar kuburan pengikut Ahmadiyah berlangsung Selasa siang sekira pukul 11.00. Awalnya, kata dia, ada berita seorang pengikut Ahmadiyah meninggal di RSHS Bandung.

Ketika jenazah itu tiba di Cililin, tiba-tiba jemaah ahmadiyah menguburkan pengikutnya di TPU. Warga yang mengatahui kejadian itu langsung melapor ke tokoh warga dan ulama setempat.

Selang beberapa jam usai pemakaman, puluhan warga kompak ke TPU kemudian mereka ramai-ramai menggali lagi kuburan itu. Mayat Yadi, yang sudah setahun menjadi pengikut Ahmadiyah digali dan jenazahnya diangkat kemudian diseret sejauh 100 meter. “Mayat itu digeletakan di tanah milik Ahmadiyah. Kami sudah menegur, supaya jenazah jangan dimakamkan di TPU,” kata Asep seperti dilansir poskota.

Buntut dari kejadian ini, sejumlah pengikut Ahmadiyah nampaknya tak menerima. Mereka bergegas kabur kemudian melapor ke Polres Cimahi dengan dalih warga Cililin menyerang jemaah Ahmadiah.

Karuan saja, empat truk anggota polisi dikerahkan, dan mereka berkumpul di Cililin. Setelah dilakukan penyeldikan ternyata warga setempat memberi tahu ke polisi sama sekali tak ada penyerangan.

Yang ada, warga menggali kuburan pengikut Ahmadiah yang meninggal dan dimakamkan di TPU. Warga setempat tak setuju. “Sejumlah pengikut Ahmadiyah mengaku pemakaman itu sudah disetujui tokoh ulama, padahal sama sekali bohong. Kini ulama Cililin balik marah dan membenci Ahmadiyah karena sudah mengadu domba,” kata Asep. Setelah mendengar perjelasan yang sebenarnya polisi pun kembali ke Polres di Cimahi.





Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment