Tuesday 21 December 2010

Kisah Riyadi Yang kemaluannya Nyaris Putus karena Penyakit Misterius

Nasib malang menimpa Riyadi (47). Kemaluan pria asal Kecamatan Cicalengka ini memendek dan nyaris habis digerogoti penyakit aneh

Riyadi kemudian menuturkan penyakit aneh yang dideritanya itu. Awalnya, ia mengaku menderita bentol-bentol pada kemaluannya saat sedang mencari kayu bakar di hutan daerah Cicalengka Kabupaten Bandung sekitar enam bulan yang lalu.
“Sakitnya sejak enam bulan lalu. Waktu itu saya sedang cari kayu bakar di hutan. Terus kemaluan saya terasa disengat hewan. Saya tidak tahu hewan apa. Lalu ada bentol kecil yang tidak terlalu gatal,” kata Riyadi kepada INILAH.COM, Selasa (21/12/2010).


Usai disengat binatang, Riyadi kembali bekerja seperti biasa. Setelah itu, dia pun pulang menuju rumahnya di Kampung Rancabelut RT 03 RW 01 Desa Tanjungwangi Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung. Namun, setibanya di rumah, Riyadi merasakan gatal sangat dahsyat di sekitar kemaluannya.

“Saya lihat, bentolnya semakin banyak. Karena gatal, saya garukin saja. Tetapi bentolnya semakin membesar seperti daging,” paparnya.

Kaget dengan apa yang dialaminya, Riyadi kemudian mengobati penyakit yang menggerogoti kemaluannya itu dengan obat ala kadarnya. Sesekali ia pun mengobatinya dengan salep kulit. Bukannya sembuh, kemaluan Riyadi malah terus membusuk.

Saat ini, Riyadi mengaku kemaluannya tersebut sudah nyaris habis karena membusuk. Ia sendiri tak berani melihat kemaluannya sendiri karena jijik.

Puskesmas Menyerah

Tak tahan dengan penyakit yang menggerogoti kemaluannya tersebut, Riyadi (47) kemudian berobat ke Puskesmas Cicalengka. Namun, dokter di puskesmas mengaku tak sanggup menangani penyakit Riyadi dan merujuknya ke RS Hasan Sadikin Bandung.

“Dokter puskesmas angkat tangan dengan kondisi saya. Mereka ngakunya tidak mengerti dengan penyakitnya. Saya kan jadi bingung, dokter aja tidak tahu, apalagi saya,” kata Riyadi kepada INILAH.COM, Selasa (21/12/2010).
Riyadi pun akhirnya berobat ke RS Hasan Sadikin Bandung pada Agustus lalu. Oleh dokter RS Hasan Sadikin, Riyadi disarankan untuk menjalani operasi. "Dokter bilang saya harus menjalani operasi, karena penyakit saya tak bisa diobati lagi," kata Riyadi.
Nasib malang menimpa Riyadi (47). Kemaluan pria asal Kecamatan Cicalengka ini memendek dan nyaris habis digerogoti penyakit aneh.

Awalnya, warga Kampung Rancabelut RT 03 RW 01 Desa Tanjungwangi Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung. mengaku menderita bentol-bentol pada kemaluannya saat sedang mencari kayu bakar di hutan daerah Cicalengka Kabupaten Bandung sekitar enam bulan yang lalu.

Namun lama-lama, gatal di kemaluannya tersebut semakin menjadi. Setelah digaruk, bentol di kemaluannya malah membesar seperti daging dan membusuk. Saat ini, penyakit itu sudah menggerogoti setengah kemaluannya.

Tak Bisa 'ML' Lagi

Selama menderita sakit pada kemaluannya, Riyadi (47) tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Ia juga tak bisa lagi berhubungan badan dengan istrinya.

Pria yang sehari-hari menjadi buruh tani ini tidak mampu menghidupi keluarganya. Untuk hidup, Riyadi mengandalkan pemberian para tetangga atau saudara.

“Biasanya saya kerja sebagai pencari kayu bakar atau bertani. Semenjak kena penyakit ini, saya tidak bisa lagi nyangkul atau kerja lainnya. Urat-urat di kemaluan terasa ditarik-tarik,” kata Riyadi kepada INILAH.COM, Selasa (21/12/2010).

Selain tidak bisa bekerja, lanjut Riyadi, ia juga tidak bisa lagi berhubungan badan dengan istrinya. Apalagi, kata dia, kemaluannya semakin membusuk dan tinggal sisa setengahnya.

“Selama sakit ini, saya tidak bisa berhubungan badan dengan istri. Untungnya istri sangat mengerti kondisi saya,” tandasnya.

Dari perkawinannya dengan Lilis Yuningsih (42), Riyadi memiliki 4 anak masing-masing Aka Riyadi (24), Ade Mulyana (15), Ayu Rianti (14), dan Putri Agustin (8). Untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari, Riyadi mendapat sumbangan tetangga dan orangtuanya.

Hanya Pipis Dua Tetes

Penyakit yang menggerogoti kelamin Riyadi (47) benar-benar menyiksa. Jangankan untuk beraktivitas, Riyadi harus menahan perih saat buang air kecil.

“Saya tidak bisa buang air kecil. Kalau pun keluar paling cuma 2 tetes. Sisanya seperti kembali ke badan. Bener-bener perih dan lebih baik mati saja,” kata Riyadi kepada INILAH.COM, Selasa (21/12/2010)

Riyadi mengaku tidak tahu harus berbuat apa karena dokter Puskesmas Cicalengka yang memeriksanya tidak mengetahui penyakit tersebut. Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh tani ini juga mengaku sudah tidak tahan dengan penyakitnya itu.

“Saya hanya ingin sembuh. Saking sakitnya, jalan pun harus memegang celana bagian depan agar tidak kena kemaluan. Makanya sering malu karena dilihatin terus sama orang lain,” ungkapnya.
Pasrah Kemaluannya Harus Dipotong Habis

Sekitar bulan Agustus lalu, Riyadi (47), memeriksakan penyakit kemaluannya ke RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Hasilnya, dokter di rumah sakit pemerintah itu memvonis Riyadi untuk merelakan kemaluannya dipotong habis.

“Setelah berobat ke Puskesmas Cicalengka, saya dirujuk ke RSHS. Di sana saya diperiksa oleh dokter bedah dan urolog. Kata mereka, kemaluan saya harus dipotong,” ungkap Riyadi kepada INILAH.COM, Selasa (21/12/2010).

Riyadi mengaku iklas kehilangan kemaluannya. Dia hanya ingin penyakitnya sembuh walaupun harus kehilangan ciri kelaki-lakiannya.

“Saya sudah tidak berpikir apapun. Saya hanya ingin sembuh dan bisa bekerja lagi. Kasihan keluarga karena mereka tidak bisa makan,” tuturnya.

Untuk menjalani operasi, lanjut Riyadi, dia sudah memegang Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan kartu Keluarga Miskin Daerah (Gakinda). Ia hanya meminta bantuan dari donatur untuk membiayai kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Demi Kemaluan, Riyadi Rela Keliling Bandung

Untuk mencari biaya operasi dan kebutuhan sehari-hari saat dirinya diamputasi nanti, Riyadi (47), berkeliling Kota Bandung dan sekitarnya. Tujuannya hanya berharap mendapatkan donatur sehingga operasinya berjalan lancar.

"Saya keliling Kota Bandung. Perginya numpang truk dari Cicalengka yang akan uji KIR di Jalan Sukabumi. Terus jalan kemana aja mencari yang mau kasih uang," kata Riyadi kepada INILAH.COM, Selasa (21/12/2010).

Riyadi menuturkan, selama berjalan keliling Kota Bandung, dia merasa risih. Pasalnya setiap berjalan dia harus memegang celana bagian depan agar tidak terkena kemaluannya.

"Saya suka malu dilihatin orang. Tetapi harus gimana lagi, soalnya kalau kena celana suka tambah sakit," ujarnya.




Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment